Cerita tentang banjir Jakarta

Bundaran HI sebagai ikon kota Jakarta tidak luput dari bencana banjir februari 2015.
kredit foto oleh Google

Bicara tentang banjir Jakarta seingat saya bencana tahunan ini kerap terjadi diibu kota.Selama beberapa dekade,bahkan berabad-abad lampau Jakarta masih berjibaku melawan banjir.Biasanya jika sudah begitu yang ada kemudian saling melemparkan kesalahan satu sama lainnya.Masyarakat menyalahkan pejabat,pejabat menyalahkan instansi terkait dan instansi terkait kemudian menyalahkan musim hujan.Akibatnya yang terjadi permasalahan belum juga ditemukan dimana titik simpulnya.Seperti pertanyaan lebih dulu mana telor dan ayam.
Saya sudah pernah menjadi korban banjir Jakarta sekaligus jadi saksi mata betapa dasyatnya banjir yang terjadi diJakarta.Pada Februari 2007,setelah hujan mengguyur sore hari saya dibuat tercengang melihat fenomena alam tersebut.Jalan UKI-Cawang yang menjadi rute saya setiap hari menuju tempat kerja mendadak tergenang banjir setinggi dada orang dewasa.Tidak ada kendaraan yang bisa melewati jalan tersebut.Baik kendaraan roda empat apalagi kendaraan roda dua.Kecuali mesti rela setengah berenang berjalan meniti jalanan yang sudah lebih mirip seperti sungai itu secara hati-hati dengan mengambil resiko kedinginan karena basah kuyup.Dimana-mana lalu lintas macet total karena banyak jalan yang terputus satu dengan lainnya.Akhirnya saya harus berjalan kaki selama satu jam lebih menuju rumah.
Sejak saat itu saya sedikit memahami bagaimana rasanya menjadi korban dampak banjir Jakarta.Jika saya sedikit berlebihan mungkin saya agak trauma.Sebab betapa merepotkannya saat itu.Celakanya kemudian banjir menjadi semakin kerap terjadi.Jika beberapa tahun kebelakang masyarakat Jakarta mengenal siklus banjir lima tahunan,sekarang yang ada adalah siklus banjir setiap tahun.Meski dengan daya rusak yang sedikit berbeda.
Awal tahun 2014 saya menyempatkan diri datang kekawasan yang paling parah terkena dampak banjir dibantaran sungai Ciliwung Jakata selatan dan Jakarta Timur.Juga dikampung Makasar kecamatan Jati Negara yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat saya tinggal.
Banjir tahun 2014 mungkin banjir terburuk dan terpanjang yang saya ingat.Meski saya bukan korban langsung dari banjir 2014 namun saya selalu mengikuti perkembangan banjir saat itu.Dari mulai hanya memonitor lewat media televisi,internet juga mengunjungi secara langsung tempat-tempat yang dilanda banjir.Bekasi juga tidak luput dari bencana banjir besar 2014.Bahkan dibeberapa titik kerusakannya lebih parah dari  Jakarta.Saya melihat bagaimana warga perumahan kelas menengah dengan letih dan marah  ramai-ramai menggeruduk kantor pemasaran perumahan mereka di Bekasi utara.Selama beberapa hari mereka mendemo  pihak pengembang yang telah berjanji bahwa perumahan tempat mereka tinggal terbebas dari banjir.
Pemandangan jalan menuju bundaran HI yang terendam banjir.Dibeberapa
titik bahkan jalan raya terputus tidak dapat dilalui sama sekali
kredit foto: Google

Menurut apa yang saya lihat dan saya amati tipe banjir Jakarta terdiri dua macam tipe: pertama tipe banjir yang disebabkan oleh hujan lokal dan tipe banjir yang disebabkan hujan lokal beserta luapan air sungai dari hulu .Keduanya memiliki daya rusak yang sama parahnya meski kadang titik lokasinya berbeda.
Beberapa waktu lalu,selama 2 hari Jakarta diguyur hujan besar nyaris tanpa henti.Selama 2 hari tersebut langit  menumpahkan jutaan galon air diJakarta.Akibatnya,diakibatkan berkurangnya daya serap tanah Jakarta karena buruknya sistem drainase dan maraknya pembangunan gedung beton dan aspal menyebabkan sebagian besar air yang tidak dapat terserap tanah dan akhirnya terparkir didataran rendah.Air yang tidak dapat terserap itu kemudian turun merendam daerah-daerah yang permukaannya lebih rendah seperti perkampungan dan Jalan raya.
 Menurut berita konon diseluruh wilayah Jakarta terdapat 16 titik banjir.Bahkan jalan didepan istana merdeka dan bundaran HI yang menjadi ikon kota Jakarta tidak luput dari amukan banjir.Kerugian banjir selama 3 hari ditaksir mencapai 3,5 Trilyun rupiah.
Anehnya banjir bulan ini tidak melanda kawasan yang menjadi korban banjir awal tahun 2014.Jika tahun lalu warga bantaran sungai diCiliwung yang menjadi korban banjir 2014 adalah aktor utama dari bencana banjir tahun lalu,tahun ini mereka cukup menjadi penonton saja.Tapi tidak menutup kemungkinan akan mendapat peran utama selanjutnya sebab banjir  kiriman dari Bogor belum terjadi.Namun apapun itu semoga saja banjir yang terjadi tahun ini cukup sampai beberapa hari kemarin saja.Dan lebih besar lagi harapan kita semoga bencara banjir tidak akan terjadi lagi tahun-tahun selanjutnya.

0 Response to "Cerita tentang banjir Jakarta"

Posting Komentar